Perpustakaan Unipdu

Membuka Pikiran, Menghapus Prasangka

Membuka Pikiran, Menghapus Prasangka

21 November 2022 06:01 AM

KH Zaimuddin Wijaya As’ad (Gus Zuem)

SEORANG polisi di Makkah memukul atap taxi pake tongkat karena menurunkan penumpang di rambu bergambar kursi roda.

Tapi taxi itu tidak langsung cepat bergerak, malah si sopir keluar mendekati polisi sambil pegang-pegang jenggot lebat pak polisi.

Orang di sebelahku, dengan bahasa Jawa pun berkomentar : “Woo.. sopir edan.. lha diusir kok malah mbateki jenggoté pulisi.. jaan ra sopan blass”.

“Iyo jee… ra mutu..” timpal yang lain.

“Kalo di tempat kita, bakal dilabrak tuh sopir kurang ajar..” sahut jamaah lain yang sama-sama antre kebab usai dari masjid.

Saya senyum-senyum saja mendengar obrolan Ibu-ibu muda yang modis itu.

Pingin rasanya menjelaskan, tapi gaenak, karena baru ketemu.

Takut dikira mencari perhatian, meski ketika mereka bicara, lirikan matanya bergantian ke arahku seolah meminta persetujuan atas pendapatnya.

Mereka tidak tahu bahwa bagi masyarakat Makkah, mengelus jenggot itu simbol rasa sayang sekaligus rasa hormat dan permohonan maaf saudara muda pada saudara tua.

Maka ketika pak polisi itu diam saja dan membiarkan jenggotnya dielus, berarti rasa hormat dan permohonan maaf si sopir diterima.. case is closed

Hehehe… apa yg terjadi di atas adalah gambaran nyata betapa ketidaktahuan seseorang terhadap makna suatu perilaku, akan melahirkan penilaian yang keliru bahkan sesat terhadap pelaku tindakan itu.

Ibu-ibu di atas hanya memaknai perilaku sopir sebagaimana makna yang mereka pahami saja. Mereka melihat dunia dengan ukuran kepantasan yang mereka miliki semata, akibat keterbatasan pengetahuan tentang ukuran lain untuk belahan dunia yang lain.

Saya tidak ingin hal itu terjadi pada mahasiswa Unipdu Jombang atau santri Darul ‘Ulum dan Alumnus Darul ‘Ulum Jombang kelak, maka saya berharap mereka memiliki wawasan yang terbuka luas agar mereka lebih arif dalam menanggapi perilaku, sikap dan filosofi komunitas dan entitas di luar dunia mereka.

Dengan demikian mereka akan lebih bisa menikmati keragaman sebagai anugerah Allah yang luar biasa.

Nah.. salah satu upaya mewujudkan harapan tersebut, kemarin telah berlangsung penandatanganan MOU antara Yayasan Pesantren Tinggi Darul’Ulum (YAPETIDU) dan PT DAMEN (DSNS) perusahaan kapal dari Belanda.

Kesepakatan tentang pemberian beasiswa mahasiswa Unipdu yang berprestasi. Pihak DAMEN, hadir langsung dari negeri kincir angin, direktur utamanya sendiri (Hein Van Amejden) bersama rombongan.

Alhamdulillah, mereka tampak senang dan enjoy berada di lokasi kami.

Sejam lebih ramah tamah, makan siang menikmati keramahan khas pesantren yang bersahaja tapi sangat hangat.

Saya selalu antusias bila menyambut tamu. Apalagi bila tamu itu belum pernah ke Darul’Ulum. Selain karena mengikuti anjuran Rasulullah untuk memuliakan tamu, juga karena kami punya kepentingan untuk membuka pikiran tamu dan menghapus persepsi negatif yang dibangun media dunia tentang komunitas pesantren yang dicitrakan ekslusif, menakutkan dan stagnan.

Alhamdulillah… setelah berkunjung ke Darul ‘Ulum, para tamu biasanya selalu mengoreksi asumsi negatifnya digantikan dengan gambaran wajah Islam rahmatan lil ‘alamiin yang teduh menyejukkan dan ngangeni. (*)

 

Editor : Achmad RW

Sumber : Jawapos Radar Jombang                         

Link : https://radarjombang.jawapos.com/opini/21/11/2022/membuka-pikiran-menghapus-prasangka/  

Exit mobile version