Perpustakaan Unipdu

Perempuan Pembelajar

Perempuan Pembelajar

21 April 2022 07:32 AM

Kesalahan yang tak termaafkan adalah apabila ada orang yang bilang bahwa  perempuan itu tidak perlu belajar atau sekolah tinggi-tinggi. Yang penting dia bisa melayani suami sebaik-baiknya.

Itulah pendapat masa lampau yang sekarang dikembangkan ISIS, sehingga ada persepsi seolah Islam membatasi perempuan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Padahal dalam Islam, selain perempuan diwajibkan menuntut ilmu sebagaimana pria, seorang ibu juga berperan sebagai sekolahan pertama (madrasatul ula) bagi anak-anaknya.

Maka kalau perempuan tidak banyak belajar dan tidak  berilmu, bagaimana mereka menindaklanjuti dawuh Rasulullah tersebut?

Untuk itu, Rabu kemarin setelah memimpin rapat kepala sekolah dan menerima kunjungan dari pesantren Tulungagung, meski agak lelah, saya dengan senang hati menerima Bu Nyai Djuwariyah Fawaid As’ad  (Malika) Asembagus yang menggali data tentang Pesantren Darul ‘Ulum untuk bahan disertasinya.

Yang membuat saya senang adalah karena sangat jarang seorang wanita dari keluarga pesantren yang begitu bersemangat menulis disertasi dari universitas luar negeri (Universiti Malaya Kuala Lumpur). Apalagi yang ditulis itu tentang dinamika pesantren dikaitkan dengan kepemimpinan kiai pada pesantren dengan pola manajemen yang berbeda-beda. Klasik, semi modern dan modern.

Tapi lepas dari itu semua, saya memang merasa sangat antusias untuk mendukung, membantu dan memotivasi para perempuan dalam mengembangkan diri melalui dunia keilmuan.

Karena, menurut saya, semakin pintar dan berilmu seorang perempuan, semakin mudah ia melakukan perubahan di sekitarnya dan semakin mudah menumbuhkan rasa rindu untuk diskusi bersamanya.

Sekedar informasi, saya pernah dengar bahwa Rasulullah sangat mencintai sayyidah Aisyah. Di antaranya karena beliau perempuan pembelajar yang cerdas dan manis sehingga beliau mendapat panggilan khusus: humaira (pinky). Yang berpipi merah muda.

Maka, kalau santriwati Darul ‘Ulum wajib berseragam baju humaira, itu sebenarnya karena kami (KH As’ad Umar dulu) sangat berharap mereka tidak hanya manis berperilaku tapi juga pembelajar yang cerdas penuh semangat.

Teruslah belajar wahai para perempuanku. Doaku selalu menyertaimu, setiap saat setiap waktu.

 

Editor : ROJIFUL MAMDUH

Sumber : Jawapos Radar Jombang

Link : https://radarjombang.jawapos.com/kota-santri/21/04/2022/perempuan-pembelajar/

Exit mobile version