Busanamu Rasa Hormatmu

Busanamu Rasa Hormatmu

16 April 2022 20:02 PM

Oleh KH. Zaimuddin Wijaya As’ad, Pengasuh PP Darul Ulum Rejoso

SUATU kali saya bertamu ke seorang sahabat lama. Kali ini seorang wanita. Saat saya memarkir kendaraan, saya melihat dia sedang merawat bunga dengan busana ala kadarnya.

Begitu saya kulonuwun dengan ucap salam di pintu pagar halaman rumahnya yang asri, dia menyilakan saya masuk sambil menyuruh asistennya buka pintu gerbang. Sementara, dia sendiri malah buru-buru masuk rumah. Oh ya, waktu sekolah dulu, dia gadis yang banyak ditaksir teman-teman saya yang anak-anak pejabat itu. Hehehe.

Saya kemudian duduk di teras sambil menikmati bunga-bunga yang terawat dengan baik. Sehingga ketika si asisten menghidangkan minuman sambil menyilakan saya masuk ruang tamu, saya pilih bertahan di teras.  Ini juga ada kaitan dengan etika bertamu pada lawan jenis. Teh di meja, hampir habis. Seperempat jam ku menunggu sambil merespons komentar-komentar di akun FB. Dan me-like postingan teman-teman yang patut diapresiasi

Baru beberapa menit kemudian, ketika saya sedang memastikan apakah bunga di meja ini asli atau palsu, tiba-tiba seorang wanita berpenampilan anggun dengan make up tipis-tipis, menyapaku. “Assalamualaikum, hehehe. Aku ini mimpi apa enggak ya…” Sambil mencubiti pipinya sendiri.

Rasa jemuku menunggu hampir setengah jam, musnahlah sudah. Terhapus dengan penampilannya yang make over dari ala kadarnya menjadi ala model busana muslimah yang simpel dengan padu padan warna pastel yang lembut mirip Inneke Kusherawati. Silakan  membayangkan.

Saya pun berkali-kali menghela nafas panjang. Bukan karena apa-apa, tapi karena ada rasa haru atas sikapnya yang sangat “nguwongno” saya itu. Padahal seandainya saya ditemui pakai daster saja, saya tidak apa-apa.

Hehehe. Kisah di atas, sekadar menunjukkan bahwa berbusana itu tidak semata untuk ajine rogo atau diri. Alias menghormati raga atau pribadi kita sendiri. Tapi juga sebagai wujud menghormati entitas lain di sekitar kita. Bisa orang, lingkungan atau lembaga di mana kita berada.

Nah, ketika kami berkunjung ke UTM yang di Johor  Malaysia (Di Madura juga ada UTM) saya sempat foto aturan busana bagi mahasiswa. Di Malaysia yang secara demografis, keragaman SARA-nya hampir sama dengan kita, UTM memiliki ketentuan yang jelas dalam berbusana. Wajah harus terbuka, agar bisa terdeteksi, apakah yang masuk kampus itu, mahasiswa atau bukan.

 

Lagi pula, bagaimana warga kampus bisa beinteraksi dengan adil bila ada yang berbicara dengan wajah tertutup di antara yang terbuka. (*)

– Advertisement –

Editor : ROJIFUL MAMDUH

Sumber : Jawapos Radar Jombang

Link : https://radarjombang.jawapos.com/kota-santri/16/04/2022/busanamu-rasa-hormatmu/

 



Leave a Reply